NU Bisa Jadi Kiblat Peradaban Dunia Islam
JAKARTA ( Merdeka News ): Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Said Aqil Siroj meminta Nahdliyin agar selalu menunjukkan kepada dunia bahwa organisasi ini pantas menjadi penjaga Islam moderat. Kalau hal itu bisa dijaga, maka NU berpotensi besar menjadi kiblat peradaban dunia Islam.
“Pleno ini akan menjadi titik tolak menghadapi muktamar yang akan datang. Tunjukkan (bahwa) NU semakin bermartabat, semakin berbudaya, semakin eksistensi, diakui dunia menjadi kiblat di mana pun berada,” kata Kiai Said di tengah-tengah Rapat Pleno PBNU yang diselenggarakan di Pesantren Al-Muhajirin, Purwakarta, Jawa Barat.
Apalagi, kata Kiai Said, ulama di Indonesia mampu bersatu di dalam berbagai perbedaan. Sebaliknya, sekalipun secara individu banyak yang pintar, tapi ulama-ulama di Timur Tengah susah untuk disatukan.
“Kita mampu menjaga identitas kita Islam ahlussunnah wal jamaah karena kita memang menjadi benteng terakhir moderasi, toleransi Islam di dunia ini,” ucap pria yang juga Pengasuh Pesantren Luhur Al-Tsaqafah, Ciganjur, Jakarta Selatan.
Ia juga menyinggung tesis ilmuwan politik dari Universitas Harvard, Amerika Serikat, Samuel P Huntington yang menyatakan dalam bukunya, The Clash of Civilization and the Remaking of World Order (1996) bahwa paska perang dingin, agama dan kebudayaan menjadi sumber konflik.
Menurut Kiai Said, tesis tersebut sangat tidak tepat jika dialamatkan untuk Indonesia. Sebab di Indonesia, warganya satu sama lain mampu menghormati kebudayaan, menghargai perbedaan, dan bersikap toleran.
“Di Indonesia berbagai budaya, berbagai suku, berbagai agama tidak menjadikan faktor perpecahan justru indahnya beragam, indahnya kebhinekaan yang kita banggakan kepada dunia internasional,” tambah Kiai Said.( NRC/nu.or.id )