Hikmah Puasa di Masa Pandemi
Oleh : Prof. Dr. H. Hamam Hadi, MS, Sp.GK
MUSLIMIN-MUSLIMAT yang dirahmati Allah SWT. Berbeda dengan sebelumnya, Ramadan tahun 1441 H ini dijalani oleh umat muslim di seluruh dunia dalam masa pandemi Covid-19. Hampir seluruh negara di dunia mengalami wabah Covid-19, dengan tingkat wabah yang berbeda, dari yang menimpa puluhan orang sampai dengan ratusan ribu orang.
Penyakit Covid-19 disebabkan oleh virus Korona yang habitat utamanya ada pada binatang (zoonotic type), mengalami mutasi dan beradaptasi hidup pada manusia, utamanya pada saluran pernapasan. Virus Korona adalah salah satu makhluk Allah SWT yang ukurannya kecil sekali, hanya bisa dilihat dengan bantuan alat mikroskup elektron dan tentunya tidak ada apa-apanya dibandingkan ukuran fisik manusia. Namun dengan makhluk Allah SWT yang sangat kecil ini para raja dan pemimpin negara di dunia dibikin takut, kalang kabut, bertekuk lutut dan dengan segala daya dan upaya mereka menghindarinya. Tentu tidak satupun makhluk yang Allah SWT ciptakan itu tanpa arti (QS:3;191), semua ada arti dan hikmahnya.
Pertama: Dengan Covid-19 Allah SWT telah menunjukkan kuasaNya dan keMahaBesaranNya kepada ummat manusia. Betapa kecil, lemah, dan rapuhnya makhluk Allah yang namanya manusia. Hanya dengan makhluk yang sangat kecil bernama Korona, manusia di muka bumi sudah tunduk tidak berdaya, tidak sedikit yang luluh lantah kehidupannya, jatuh dalam krisis ekonomi dalam sekejap, tak berarti apa-apa kecanggihan senjata yang dikembangkan, dipamerkan dan disombongkannya.
Semua mengajarkan kita akan dhoif-nya umat manusia dan betapa agung dan kuasanya Allah SWT. Semua itu menggambarkan ketidak-pantasan manusia bagaimanapun pintarnya dan setinggi apapun derajatnya untuk berbuat sombong di muka bumi. Hanyalah Allah SWT yang Maha Besar dan Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Kedua, dengan Covid-19 Allah SWT mengajarkan manusia untuk lebih melek dan mempercepat membangun peradaban baru, peradaban yang serba internet atau internet of things. Manusia yang kemarin masih kurang perhatian, masih enggan belajar dan beradaptasi, masih gamang dan gagap menghadapi gelombang revolusi industri 4.0, sontak dihadapkan pada pentingnya menguasai dunia on line.
Suka atau tidak suka, mau atau tidak mau, hari ini manusia di muka bumi harus mengubah cara belajar, cara mengaji, cara bardakwah, cara belanja, cara bersilaturahmi, dan banyak tata cara kehidupan manusia lainnya dengan cara baru berbasis on line. Kemampuan adaptasi terhadap peradaban baru ini akan menentukan daya tahan hidup (survival) maupun kualitas hidup seseorang di masa depan, baik secara individu maupun secara kelompok dalam suatu institusi, perusahaan, organisasi masyarakat, ataupun persyarikatan lainnya.
Ketiga, dengan adanya pandemi Covid-19 tepat pada bulan Ramadan, Allah SWT ingin menguji keimanan dan ketaqwaan muslim di dunia. Mampukah kita menjaga kualitas puasa kita dalam kondisi yang lebih sulit dan
mampukah kita mensikapi kesulitan ini dengan sabar dan penuh tawakal kepada Allah SWT?
Jika ummat muslim mampu beradaptasi dengan kesulitan yang dihadapi dalam menjalankan ibadah puasa dan mampu memanfaatkan Ramadan 1441 H sebagai momentum untuk meningkatkan ikhtiar memutus rantai penularan Covid-19 dengan meningkatkan physical/social distancing dan mengurangi pergerakan masyarakat, termasuk mengurungkan niat mudik demi kesehatan dirinya maupun kesehatan keluarga dan orang kampung tempat asalnya serta meningkatkan amal sosialnya maka hal ini bisa menjadi sumber kemenangan dan keberkahan yang sesungguhnya dari Allah SWT. Aamien. (*)
Prof. Dr. H. Hamam Hadi, MS., Sc.D., Sp.
GK, Rektor Universitas Alma Ata,