Islam Rahmat Semesta Alam
Prof Dr H Rochmat Wahab, M Pd, MA,
RAMADAN adalah bulan diturunkannya wahyu pertama kepada Muhammad yang menandai kerasulannya. Allah swt mengutus Muhammad sebagai Rasul terakhir membawa ajaran Islam adalah menyebarkan rahmat untuk seluruh alam, sedang rasul-rasul yang lainnya untuk ummat tertentu.
Bahkan rahmat itu tidak hanya dibatasi untuk makhluk manusia saja, melainkan juga untuk makhluk lain, baik makhluk hidup maupun makhluk mati. Terutama bagi manusia, rahmat itu menjadikan posisi manusia
menjadi mulia. Manusia menjadi lebih terhormat dan bermartabat. Bagaimana tidak, rahmat itu menjadikan manusia terjaga hidupnya, sehingga mulia di hadapan makhluk lainnya dan di hadapan Allah,
Tuhan Maha Pencipta.
Rahmat yang dibawa Rasulullah atas itu terdiri atas, (1) Tegaknya tauhid, (2) Kokohnya rasa persaudaraan, (3) Kejadian manusia yang mulia dan utama, dan (4) Keseimbangan hidup dunia-akhirat. Pertama, tegaknya tauhid (hablum minallah). Adalah diakui bahwa Ibrahim as adalah revolusioner tauhid yang tidak ada pesaingnya dalam perjalanan peradaban manusia. Hasilnya dapat kita rasakan hingga saat ini.
Sebagaimana yang tercantum dalam QS Al Hasr, ayat 22 yang berbunyi “Huwallaahul ladhii laailaaha illaa huwa”, yang artinya Dialah Allah yang tidak ada Tuhan kecuali Dia”. Ini mengisyaratkan bahwa kita wajib mentauhidkan Allah. Tidak dibenarkan sama sekali berbuat musyrik, baik musyrik besar maupun kecil. Sebagai orang beriman wajib mengimani-Nya, tidak dibenarkan kita meng-ilahkan kepada yang lainnya, matahari, bulan, kapitalisme, materialisme, pragmatisme dan sebagainya.
Kedua, kokohnya rasa persaudaraan (hablum munan naas). Secara fitrah manusia hidup dalam kebersamaan, sejak lahir hingga dipanggil ke rahmatullah. Pola hidup saling membantu itu menjadi kebutuhan. Dalam QS Al Hujurat:10, yang artinya: “Sesungguhnya orangorang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat),”.
Mari kita perhatikan, sapu lidi yang disatukan dengan ikatan, bisa dengan mudah membersihkan halaman yang kotor. Tetapi jika lidi sebanyak berapapun yang tidak diikat, sampai kapanpun tidak akan mampu membersihkan. Karena itu kita sesama manusia, terutama yang seiman perlu menguatkan ukhuwwah, sehingga terbangun kedamaian
dan kekuatan.
Ketiga, manusia diciptakan sebagai makhluk mulia dan utama. Hal ini ditegaskan dalam QS Al israí:70, yang artinya : “Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam, dan Kami angkut mereka di
darat dan di laut, dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna.”
Menyadari akan kondisi ini, maka setiap insan seharusnya menjaga kemuliaan diri dengan mencari rezeki, makanan dan minuman yang halal dan baik. Tidak berbuat sembarangan. Karena itu mari kita terus dalam menjaga kemuliaan manusia dengan tidak menghalalkan semua hal dan semua cara.
Keempat, menciptakan Keseimbangan hidup. Keseimbangan hidup bahagia di dunia dan di akhirat merupakan suatu anugerah yang sangat berharga. Hidup menjadi lebih bermakna. Hidup dengan sarat nilai. Karena itu perlu kita perjuangkan dan jaga.
Hal ini berdasarkan QS Al Qashash:77, yang artinya: “dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi …”. Kita sangat menyadari sebagai insan bertauhid, bahwa hidup tidakberakhir di dunia, melainkan juga berlanjut di akhirat. Bahkan kehidupan akhirat seharusnya diutamakan. Hidup di akhirat itu lebih baik dan lebih abadi. Dengan begitu hidup di dunia itu harus porspektif dan visioner.
Demikian beberapa hal penting yang menggambarkan rahmat Allah swt yang sangat bermakna bagi kehidupan manusia di manapun berada, tanpa mengenal suku dan ras. Allah swt menegaskan “Dan tiadalah Kami (Allah) mengutus engkau (Muhammad), kecuali untuk menjadi rahmat bagi semesta alam) (QS. AlAnbiyaí:107). Islam untuk seluruh alam, karena itu Islam harus membumi dan inklusif. Islam hadir untuk menyelamatkan dan mendamaikan semua.(*)
Penulis Dosen Fakultas Ilmu Pendidikan UNY dan Anggota Mustasyar PWNU Daerah Istimewa Yogyakarta