Amerika Pernah Berencana Luncurkan Bom ke Korut
AMERIKA ( Merdeka News ) : Amerika Serikat diketahui pernah berencana meluncurkan rudal untuk menunjukkan kepada Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong-un bahwa mereka memiliki kemampuan mumpuni. Hal itu sempat tercetus ketika kondisi antara kedua negara memanas pada 2017 lalu.
Jurnalis Washington Post, Bob Woodward mengungkapkan lebih lanjut rencana itu merupakan respons atas keputusan Korut yang menembakkan rudal balistik antarbenua pertamanya yang bisa menjangkau AS pada 4 Juli 2017.
Pensiunan Jenderal Vincent Brooks yang memimpin pasukan AS di Korea dari 2016 hingga 2018 diketahui sempat memerintahkan pasukannya untuk menembakkan rudal taktis yang bisa menempuh jarak 300 kilometer.
“Itu adalah jarak yang tepat antara titik peluncuran rudal AS dan situs uji rudal Korea Utara, serta tenda tempat foto satelit menunjukkan Kim Jong-un sedang menonton peluncuran rudal,” tulis Woodward.
Menteri Pertahanan AS, James Mattis juga terungkap mempertimbangkan melakukan serangan militer sebagai tanggapan atas tindakan Korut. Namun Mattis mempertimbangkan ulang karena menimbang konsekuensi yang timbul di kemudian hari.
“(Mattis) mulai mencari opsi tanggapan yang lebih agresif dan bertanya-tanya apakah mereka harus mengambil tindakan pemboman yang sebenarnya di pelabuhan Korea Utara untuk mengirim pesan,” kata Woodward.
“(Mattis) tidak berpikir bahwa Presiden (Donald) Trump akan melancarkan serangan pendahuluan di Korea Utara, meskipun rencana untuk perang semacam itu masih ada,” lanjut Woodward di bukunya yang berjudul ‘Rage’.
Woodward mengungkapkan bahwa Mattis dalam beberapa kesempatan tetap mengenakan seragamnya ketika tidur, sehingga ia dalam kondisi siaga jika ada provokasi dari Korut dan pergi ke Katedral Nasional Washington di dekatnya untuk berdoa.
Woodward mengatakan Komando Strategis AS di Omaha, Nebraska, telah dengan hati-hati meninjau Rencana Operasi 5027 – rencana perang jika terjadi invasi Korea Utara – yang termasuk “penggunaan 80 senjata nuklir”.
Lihat juga: Terungkap Trump dan Kim Jong-un Saling Sanjung di Surat
Dengan eskalasi provokasi pada 2017, tim keamanan nasional Trump juga yakin potensi perang nuklir dengan Korea Utara ada di sana.
“Kami tidak pernah tahu apakah itu nyata atau hanya gertakan,” kata Menteri Luar Negeri Mike Pompeo seperti dikutip dalam buku itu.
Kendati ketegangan terlihat di permukaan, dalam bukunya Woodward mengungkapkan jika Trump dan Kim justru saling sanjung satu sama lain lewat surat. Dalam sebuah kesempatan, Trump mengatakan bahwa Kim sempat menunjukkan kepala pamannya, Jang Song-thaek setelah dia bunuh.
“Dia (Kim) membunuh pamannya dan meletakkan mayatnya tepat di tangga dan kepalanya dipotong, diletakkan di dada,” kata Trump.
Jang Shong-thaek merupakan tokoh yang sangat kuat di rezim kepemimpinan Kim, namun dia justru disingkirkan karena dianggap melakukan pengkhianatan dan terbukti melakukan tindakan korupsi pada 2013. (NNM)
A