Hubungan Iran dan Amerika Kembali Memanas

Hubungan Iran dan Amerika Kembali Memanas

IRAN ( Merdeka News ): Pemerintah Iran menyatakan musuh bebuyutan mereka, Amerika Serikat, kini terkucil setelah negara-negara besar menolak pernyataan sepihak tentang pemberlakuan kembali sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Presiden Iran, Hassan Rouhani, mengatakan kampanye yang dilakukan AS untuk menekan Teheran telah menjadi bumerang. “Kami dapat mengatakan bahwa ‘tekanan maksimum’ Amerika terhadap Iran, dalam aspek politik dan hukumnya, telah berubah menjadi isolasi maksimum (bagi) Amerika,” kata Rouhani dalam pertemuan kabinet yang disiarkan di televisi.

AS mengklaim sanksi terhadap Iran kembali diberlakukan di bawah mekanisme “snapback” dalam perjanjian nuklir 2015, meskipun mereka telah menarik diri dari kesepakatan itu. AS juga mengancam akan “memberikan konsekuensi” kepada negara-negara yang tidak mematuhinya.

Sanksi tersebut telah dicabut ketika Iran beserta lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB yang terdiri dari Inggris, China, Prancis, Rusia, dan AS, ditambah Jerman, menandatangani perjanjian 2015 tentang program nuklir Iran. Perjanjian itu dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA).

Meski begitu, pada 2018, Presiden Donald Trump menarik menyatakan AS keluar dari JCPOA dengan mengatakan bahwa kesepakatan yang dirundingkan di masa Presiden AS sebelumnya, Barack Obama, tidak cukup. Dia juga meningkatkan sanksi sebagai bagian dari upaya menekan habis-habisan terhadap Republik Islam Iran. (NNM)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


*