Laba BCA Tergerus Namun Capai Rp 20 Triliun

Laba BCA Tergerus Namun Capai Rp 20 Triliun

JAKARTA ( Merdeka News ): Laba bersih PT Bank Central Asia Tbk (BCA) selama triwulan III tahun 2020 mencapai Rp 20 triliun atau mengalami penurunan 4,2 persen bila dibanding periode yang sama tahun 2019 yang mencapai Rp 20,9 triliun.

Penurunan laba ini dikarenakan pencadangan BCA mengalami peningkatan. . BCA membukukan biaya pencadangan sebesar Rp 9,1 triliun, meningkat sebesar Rp 5,6 triliun (160,6 persen ) dari periode yang sama tahun 2019 lalu.

“Selama 9 bulan pertama tahun 2020 dengan laba bersih Rp20 triliun, turun 4,2 persen dibandingkan dengan Rp 20,9 triliun pada tahun sebelumnya disebabkan meningkatnya biaya pencadangan yang cukup besar,” kata Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja, pada acara paparan kinerja Triwulan III BCA, di Jakarta.

Sementara untuk target laba hingga akhir tahun 2020, Jahja mengatakan, tidak berani menetapkan berapa target laba yang akan dicapai . Pasalnya kondisi saat ini situasi juga belum diprediksi akibat pandemi covid ini, apalagi hingga akhir tahun belum pasti ketersedian vaksin covid-19.

“ Jadi saya ga berani mempresiksi laba hingga akhir tahun ini, karena situasi juga belim pasti. Nanti saya prediksi tetapi pasti berbeda dengan yang anda prediksi. Ya udah ga usah kita prediksi laba hingga fuuk year 2020 ini,” ujarnya.

Sementara untuk kredit, Jahja mengatakan, permintaan kredit pada akhir September 2020, total kredit BCA tercatat sebesar Rp 581,9 triliun, turun 0,6 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Pertumbuhan positif pada kredit korporasi menopang penyaluran kredit BCA secara keseluruhan di tengah pelemahan kredit segmen lainnya. Kredit korporasi tercatat sebesar Rp 252,0 triliun, meningkat 8,6 persen, sementara kredit komersial dan UKM turun 4,9 persen menjadi Rp 182,7 triliun. Pada portofolio kredit konsumer, KPR turun 3,1 persen menjadi Rp 89,3 triliun dan KKB turun 19,3 persen menjadi Rp 38,6 triliun.

“ Hingga akhir tahun 2020 kredit untuk korporasi meningkat hingga 10-12 persen, tetapi untuk kredit konsumer akan turun 12-15 persen. Kita bisa mengeeti karena KPR dan KKB permintaannya belum pulih,” tegasnya. (KRJ)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


*