PWNU Jatim: Tidak Perlu Boikot Produk Prancis
SURABAYA ( Merdeka News ) : Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur KH Marzuqi Mustamar menyerukan dan mengajak kaum Nahdliyin khususnya dan masyarakat umumnya untuk tidak ikut ikut memboikot produk Prancis. Penegasan Pimpinan Pondok Pesantren Sabilul Rosyad, Malang Jawa Timur ini dikutip dari video yang tengah viral di media sosial.
“Kalau anda mau berangkat Umroh, lalu pesawatnya Airbus masak iya tidak jadi berangkat. Dan pesawat itu produksi Prancis. Apa tidak malu-maluin teriak boikot produk Prancis ternyata naik pesawat Airbusnya menuju ‘Tanah Haram’,” ungkap KH Marzuqi.
Salah satu murid KH. A. Masduqi Machfudz, ulama Kota Malang, Jawa Timur itu menyatakan, jika benar-benar saling melakukan Muqothoah (boikot), Indonesia memboikot Prancis dan sebaliknya, maka yang rugi Indonesia.
“Kita lebih banyak ekspor ke Prancis dari pada kita impor. Neraca perdagangan Prancis-Indonesia itu, impor hanya 1,9 miliar dolar sementara ekspor Indonesia 2 koma sekian miliar dolar,” katanya.
Kiai kharismatik itu menambahkan selain pesawat, berbagai macam produk Prancis juga menjadi sumber nafkah dan kebutuhan sehari-hari. Dia mencontohkan produksi aqua (pabrik) yang berlokasi di Pandaan (Pasuruan Malang, Jawa Timur) kemudian ritel Carrefour yang menampung banyak karyawan muslim.
“Itu (pabrik aqua Pandaan), masjidnya juga besar. Mayoritas karyawannya muslim. Yang namanya Pasuruan masa karyawannya kristen. Andai diboikot beneran, aqua berhenti, Carrefour berhenti yang banyak kena PHK juga ya umat muslim,” ujarnya.
“Lalu nanti karena kita banyak ekspor minyak sawit mentah (CPO), itu saling melakukan embargo, muqothoah sama-sama kita memboikot disana juga memboikot, maka sawit Indonesia lalu harganya anjlok tidak laku disana. Yang rugi bukan eksportir tapi petani-petani sawit di Riau sana juga. Riau bangkrut,” tegasnya.
“Saya mohon yang seperti ini diperhitungkan, jangan hanya menuruti emosi. Hanya menuruti maunya islam garis keras. Begitu kita tidak ikut-ikutan disebut liberal, disebut kafir. Kamu yang bikin masalah kenapa ngajak-ngajak kita (NU),” tambahnya. (Bdn)