Pengembangan Vaksin Merah Putih Didanai Rp 600 Miliar
JAKARTA ( Merdeka News ) : Tim Nasional Pengembangan Vaksin Merah Putih diresmikan Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) untuk mendukung kemandirian vaksin dalam negeri untuk mencegah pandemi Covid-19
“Dengan populasi sebesar 270 jiwa, Indonesia memiliki kebutuhan vaksin yang besar. Apalagi nanti akan ada revaksinasi atau booster vaksin. Oleh karena itu, selain adanya vaksin kerja sama dengan luar negeri, pengembangan vaksin dalam negeri untuk mendukung kemandirian vaksin sangat diperlukan,” kata Menristek /Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang PS Brodjonegoro dalam konferensi pers virtual, saat melakukan kunjungan kerja ke Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dalam rangka penyerahan Surat Keputusan (SK) terkait Tim Nasional Pengembangan Vaksin Merah Putih sekaligus meninjau Gedung Pusat Pengembangan Inovasi dan IPTEK (PPII).Kamis (3/12 2020)
Menristek menyerahkan SK Menristek/BRIN tentang Pelaksana Harian Tim Nasional Percepatan Pengembangan Vaksin CoronaVirus Disease 2019 (COVID-19) kepada tim peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan tim peneliti Universitas Indonesia (UI) yang terlibat dalam pengembangan vaksin Merah Putih.
Dengan demikian, kata Bambang PS Brodjonegoro, LIPI dan UI telah secara resmi bergabung dalam Tim Nasional Pengembangan Vaksin Merah Putih. Vaksin Merah Putih adalah vaksin COVID-19 dalam negeri yang pengembangannya menggunakan isolat virus yang bertransmisi di Indonesia.
Pada kesempatan yang sama, Kepala LIPI Laksana Tri Handoko mengatakan pengembangan vaksin membutuhkan waktu yang cukup lama karena ada pengembangan dari bibitnya. “Tahapan awalnya, dilakukan uji pra klinis bibit vaksin dan diujicobakan ke hewan. Ada beberapa fase yang harus dilewati fase I, fase II, fase III, untuk mengetahui khasiat dan keamanannya,” katanya.
Handoko menjelaskan bahkan setelah lolos uji klinis fase III dan digunakan di masyarakat, vaksin itu juga masih harus dipantau 5-10 tahun lagi, karena efek sampingnya tidak langsung muncul. Hal itu dilakukan demi menjaga kualitas dan keamanan vaksin tersebut.
Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19 Kemristek Ali Ghufron mengatakan selain membantu penanganan COVID-19, pengembangan vaksin Merah Putih juga menunjukkan Indonesia mampu untuk mandiri dalam memproduksi vaksin. (Kr)