Jika Sesuai Takaran MSG Aman Dikonsumsi
JAKARTA ( Merdeka News ) : Penggunaan Monosodium Glutamamate atau lebih dikenal dengan MSG sesuai dengan takaran yang tepat merupakan tindakan penting yang harus diterapkan dalam industri makanan. Sebagai penyedap rasa, keberadaan MSG tetap dibutuhkan dalam dunia makanan.
“Penggunaan MSG sesuai dengan takaran yang tepat merupakan tindakan penting yang harus diterapkan dalam industri makanan. Kalau pemakaian berlebih atau tidak sesuai takaran, itu tidak baik, “ kata Ketua Bidang Komunikasi Perkumpulan Pabrik Mononatrium Glutamat dan Asam Glutamat Indonesia (P2MI), Satria Gentur Pinandita pada acara Talkshow dan cooking demo ‘Pentingnya Implementasi Food Safety Bagi UMKM’ Pastikan Sajian Makanan Aman Dikonsumsi di Jakarta, Senin (12/13/2022).
Dikatakan, P2MI yang beranggotakan PT Ajinomoto Indonesia, PT Ajinex International, PT Sasa Inti, PT Daesang Ingredients Indonesia berinisiatif mengkampanyekan edukasi dalam media dan UMKM mengenai Monosodium Glutamamate.
Menurutnya, beberapa fakta bahwa masih ada artikel-artikel yang berkonotasi negatif terkait MSG muncul di berbagai media. Meskipun yang cukup mengembirakan, di mulai tahun 2016 tanggapan publik mengenai publikasi MSG ini mulai menurun.
“Hal ini menunjukkan bahwa berita-berita konotasi negatif mulai menurun meskipun masih ada, kami dapatkan di tahun 2021 hanya tinggal 6 persen. Inilah kami menyadari pentingnya mengedukasi media, karena dari media pulalah masyarakat teredukasi. Sehingga tugas kami P2MI disini adalah memberikan informasi yang benar, yakni bagaimana penggunaan MSG atau MNG ini. Hal ini pastinya telah dan selalu ada dalam setiap produk kami dimana petunjuk penggunaan MSG dapat dilihat pada bungkus dari product MSG yang ada dipasaran,” ungkap Satria.
Saat ini upaya-upaya P2MI untuk menepis hoax diantaranya dengan melakukan edukasi melalui talk show, webinar, seminar dengan bekerja sama dengan media cetak, media televisi dan media online seperti yang dilakukan saat ini.
“Kini kita juga terus mengedukasi melalui medsos seperti IG, LinkedIn, FB, TikTok, dengan menghadirkan postingan-postingan yang bersifat edukasi bahkan P2MI mempunyai website yang memberikan informasi tentang hal baik MSG,” kata Satria.
Ditegaskan, P2MI hadir menjadi asosiasi yang memberikan informasi yang benar dan faktual tentang MSG dan turunannya kepada masyarakat dan instansi terkait. Hal ini turut memajukan Industri MSG dan GA di Indonesia, agar dapat berdaya saing tinggi.
“Pesan kami gunakan MSG secukupnya. Sesuai dengan kebutuhan, jangan khawatir dengan pemakaiannya di kuliner-kuliner yang bertebaran dan terus berinovasi saat ini. MSG tidak berbahaya aman namun yang terpenting adalah cara dan takaran pemakaian,” tegasnya.
Satria juga menerangkan bagaimana cara pengemasan produk penyedap rasa yang benar, yakni tidak boleh dikemas dengan cara dilipat bagian yang terbuka dan dibungkus dengan mengikat menggunakan karet. Satria menyarankan penggunaan produknya ketika sudah dibuka harus segera dipindahkan ke kotak penyimpanan bumbu.
Hal ini dikarenakan sebagai produk asam amino atau glutamat memiliki sifat hidroskopis yang mudah menyerap udara sehingga terkontaminasi dengan berbagai kuman-kuman. Dipaparkan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga mengklaim bahwa MSG aman dikonsumsi.
Hal itu berdasar pada hasil pengujian laboratorium yang juga dilakukan oleh WHO. WHO sama sekali tidak melarang peredaran pen (KRyedap rasa. MSG sendiri juga telah memiliki ijin edar dari BPOM. (Krj)